Lapas Kelas I Bandar Lampung Tunjukkan Wajah Baru Pemasyarakatan: Aman, Produktif, dan Humanis

IMG-20251019-WA0050

BANDAR LAMPUNG — Di bawah kepemimpinan Ike Rahmawati, Lapas Kelas I Bandar Lampung menjelma menjadi simbol nyata transformasi pemasyarakatan modern. Melalui implementasi Program Akselerasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas), lembaga ini menghadirkan terobosan yang menyentuh aspek keamanan, produktivitas, kemandirian, hingga kepedulian sosial.

🔹 Membangun Zona Aman dan Bersih dari Narkoba

Gerakan deteksi dini setiap hari, razia gabungan bersama aparat keamanan, serta pengawasan ketat barang masuk menjadi langkah nyata dalam memberantas peredaran narkoba dan praktik penipuan. Hasilnya, Lapas kini dikenal sebagai lingkungan yang aman, bersih, dan bebas dari pengaruh kriminal.

🔹 Wujud Ketahanan Pangan dari Dalam Lapas

Program perkebunan di area Branggang dan Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) menghadirkan hasil bumi seperti sayuran, buah, dan bahan herbal. Produk panen ini tidak hanya dikonsumsi secara internal, tapi juga disalurkan ke masyarakat, restoran, dan Transmart, memperkuat peran Lapas dalam mendukung ketahanan pangan daerah.

🔹 UMKM Warga Binaan Berorientasi Ekspor

Keberhasilan ekspor cocopeat ke Jepang menjadi bukti konkret pembinaan produktif. Tak berhenti di situ, Roti Raja Bakery, karya warga binaan, mulai mengisi rak pasar lokal. Kedua produk ini mencerminkan transformasi Lapas menjadi wadah lahirnya UMKM unggulan dan berdaya saing global.

🔹 Aksi Sosial yang Tak Pernah Putus

Lewat kegiatan “Jumat Berkah”, Lapas rutin menyalurkan bantuan pangan kepada masyarakat sekitar. Aksi ini membuktikan bahwa Lapas tidak berdiri sendiri, melainkan hadir dan berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya.

🔹 Menata Hunian, Mengurangi Kepadatan

Dengan optimalisasi ruang, program asimilasi yang lebih efektif, serta integrasi digital, Lapas berhasil menekan angka overcapacity tanpa mengabaikan kualitas pembinaan dan pelayanan.

🔹 Lapas Sebagai Pusat Edukasi dan Pelatihan

Melalui Akademi Passai, warga binaan mendapat kesempatan mengikuti program Kejar Paket A, B, dan C serta pelatihan vokasional. Empat di antaranya bahkan menjadi lulusan pertama di Lampung yang meraih Sertifikat Kompetensi BNSP bidang menjahit—prestasi yang menandai keberhasilan pembinaan berbasis keahlian.

“Kami percaya, pemasyarakatan bukan sekadar menghukum, tapi membina. Kami ingin warga binaan kembali ke masyarakat dengan kemampuan, martabat, dan harapan baru,” ujar Ike Rahmawati, Kepala Lapas Kelas I Bandar Lampung.

Dengan semangat akselerasi, Lapas Kelas I Bandar Lampung membuktikan bahwa pemasyarakatan modern bukan utopia, melainkan kenyataan yang dapat diwujudkan melalui dedikasi, kolaborasi, dan visi kemanusiaan.(BSP)

 

Editor : BAMBANG.S.P|BENSORINFO.COM