Jaga Mutu Makanan Bergizi, Gubernur Lampung Perketat Protokol Pangan di SPPG Rajabasa

IMG-20251002-WA0124

Bandar Lampung, — Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal melakukan peninjauan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Rajabasa Musi Raya, Kamis (02/10/2025). Kunjungan ini menjadi upaya pemerintah provinsi memastikan dapur-dapur SPPG di seluruh Lampung benar-benar mematuhi protokol keamanan pangan sesuai standar, demi mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB) yang dapat merugikan masyarakat penerima manfaat.

Dalam kunjungannya, Gubernur Mirza menegaskan bahwa keberhasilan program makanan bergizi (MBG) bukan hanya soal sistem, tetapi disiplin pelaksanaan di lapangan. Selama tujuh bulan pertama, program berjalan tanpa insiden. Namun, dalam dua bulan terakhir tercatat tujuh KLB, sebagian besar di dapur baru yang belum sepenuhnya menerapkan SOP.

“Bukan sistemnya yang salah, melainkan disiplin pelaksanaannya. Kalau protokol dijalankan dengan benar, Insya Allah tidak ada masalah. Ini jadi pelajaran penting bagi semua pihak,” tegas Gubernur.

Turut hadir dalam peninjauan tersebut Kepala SPPG Rajabasa Lucyani Putri Wulandari, Kasubbag TU KPPG BGN Fitra Alfarizi, serta perwakilan dari BP POM, Dinas Lingkungan Hidup, dan Dinas Kesehatan. Mereka memastikan pengawasan berjalan ketat mulai dari bahan baku, kualitas air, hingga sertifikasi dapur.

Pengawasan Bahan Baku dan Proses Memasak

Gubernur juga menekankan pentingnya pengelolaan bahan baku. Meski bahan tidak disimpan lebih dari dua hari, risiko tetap ada jika penyimpanan tidak tepat. Ia meminta BP POM memperkuat kontrol berlapis dari tahap penerimaan, penyimpanan, pemotongan, hingga penyajian.

“Di Rajabasa, sudah ditangani chef bersertifikat. Tapi kami ingin memastikan semua dapur di Lampung juga demikian. Karena keamanan pangan harus dijaga dari hulu hingga hilir,” ujarnya.

Lucyani menambahkan, pihaknya bahkan beberapa kali menolak bahan baku yang tidak sesuai standar. “Kami lebih baik menolak ketimbang membahayakan penerima manfaat,” katanya.

Dukung Circular Economy Lewat Pengolahan Limbah

Selain meninjau dapur, Gubernur juga memeriksa kualitas air dan fasilitas pengolahan limbah. Hasilnya, air di Rajabasa memenuhi standar, sementara limbah makanan diolah menjadi pupuk organik cair yang kemudian dimanfaatkan warga untuk tanaman pekarangan.

Menurut Gubernur, konsep ini menjadi bentuk nyata circular economy. Hasil pertanian warga yang tumbuh dengan pupuk organik bisa kembali menjadi bahan baku dapur SPPG. “Kalau 700 dapur menghasilkan 100 kilogram limbah per hari, itu berarti ada potensi 700 liter pupuk cair setiap hari. Ini sangat bermanfaat untuk pertanian lokal,” jelasnya.

Pantau Distribusi ke Sekolah

Usai dari Rajabasa, Gubernur melanjutkan kunjungan ke SMPN 2 Bandar Lampung untuk memantau distribusi makanan bergizi. Ia berbincang dengan siswa dan guru, yang mengaku puas dengan kualitas makanan tanpa keluhan kesehatan.

Langkah ini menunjukkan komitmen Pemprov Lampung menjaga keamanan pangan, keberlanjutan lingkungan, serta kesejahteraan masyarakat melalui program MBG.

 

Editor  : Bambang.S.P|BENSORINFO.COM